Menjelang PTS 2016
5:37 PM
Penilaian tengah semester atau
biasa disebut dengan PTS merupakan ajang pengevaluasian yang barusan diadakan
pekan lalu. Tentu saja, pekan tersebut merupakan pekan-pekan yang paling
melelahkan bukan bagi saya saja, namun bagi banyak murid lain juga. Selama lima
hari berturut-turut kami dituntut untuk belajar dengan menggunakan waktu secara
maksimal ditambah pengaturan jadwal yang mengharuskan kita untuk mengerjakan
dua ujian dengan dua mata pelajaran berbeda dalam satu hari sekaligus. Tak heran
jika saya mengatakan bahwa saya merasa sedikit gelisah selama berjalannya PTS.
Namun, dari pengalaman ini saya tentu mempelajari banyak hal selain dari mata
pelajaran yang diwajibkan, seperti pentingnya manajemen waktu dan sebagainya.
Pada hari pertama kami
disuguhkan dengan mata pelajaran yang meliputi Bahasa Indonesia dan Pendidikan
Agama. Banyak orang yang ‘meremehkan’ dua pelajaran tersebut dan sekedar me-label nya sebagai pelajaran yang mudah.
Walau begitu, tentunya keduanya melebihi ekspektasi saya dalam aspek kesulitan.
Banyak soal analisis yang dicantumkan dalam ujian Bahasa Indonesia serta
banyaknya soal-soal menjebak dan tentu tak tertinggalnya kata-kata berat yang
maknanya mungkin sulit dicerna bagi sebagian orang. Ujian Pendidikan Agama entah
hanya saya ataupun ada yang berpikir begini juga merupakan kebalikan dari ujian
yang barusan digelar. Bahasa yang digunakan jauh lebih sederhana dan format
soal-soalnya mempunyai pola yang gampang ditebak.
Hari kedua merupakan saatnya
penilaian mata pelajaran Prakarya serta musuh terbesar saya, alias Matematika.
Malam sebelumnya saya pun sudah mempelajari materi sebanyak mungkin, sampai
mengerjakan beberapa latihan bersama guru kursus pula. Pada paginya saya merasa
sangat yakin bahwa saya telah mempelajari materi dengan sepenuhnya, begitu juga
saat berdiri didepan ruang pengujian. Tak tau apa yang terjadi namun mendekati
akhir dari sekumpulan soal-soal tersebut, rumus yang digunakan untuk soal
tersebut tak saya ingat dan fakta bahwa jatah waktu saya sebentar lagi akan
habis tidak membantu sedikitpun. Bisa ditebak yang saya lakukan selanjutnya,
sepertinya tidak usah dibahas. Prakarya terasa jauh lebih ringan, mungkin
karena hanya satu bab yang digunakan sebagai bahan materi. Hari kedua merupakan
salah satu yang paling melelahkan bagi saya.
Hari ketiga terasa lebih
melegakan, lagi pula mata pelajarannya merupakan Bahasa Inggris dan PKN. Tak
banyak yang bisa saya ceritakan tentang Bahasa Inggris karena pelajarannya
sendiri saya anggap sangat mudah. Beda dengan PKN yang ternyata lebih susah
dibanding ekspektasi saya. Banyaknya soal yang meliputi topic politik membuat
saya pusing secara jujur. Tak tahu banyak jawaban secara yakin yang mengikuti
saya keluar ruang pengujian hanyak kekhawatiran seputar nilai saya yang mungkin
berada dalam keadaan kritis.
Selatjutnya merupakan IPA
(biologi & fisika) dan Seni Budaya, kedua mata pelajaran yang disajikan
pada hari ke-empat. Tak banyak masalah yang saya hadapi dalam mengerjakan soal
bagian biologi namun bagian fisika juga tak terlalu susah dalam pengecualian
beberapa soal yang membingungkan bagi saya. Pelajaran Seni Budaya bukanlah bagi
saya karena memang sangat basic dalam
prespektif saya yang lama sudah menerapkan teknik-teknik yang dijadikan materi
dalam bagian soal-soal yang bertema tentang seni rupa. Bagian seni musik juga
tidak terlalu susah tetapi saya anggap lebih menantang.
Setelah semua itu, hari
terakhir pun datang. Sekarang gilirannya mata pelajaran PJOK dan IPS untuk
diuji. Untuk PJOK tak menjadi masalah besar karena kebanyakan materi hanyalah
hafalan namun untuk IPS, sudah beda. Kami dianjurkan untuk mempelajari seluruh
detail-detail organisasi regional yakni ASEAN serta klimat-klimat yang terdapat
di Indonesia dan sekitarnya. Di akhir hari saya sudah merasa sangatlah lega.
Beban terasa sudah diangkat semua. ^^’
0 comments